Jumat, 18 Januari 2013

BANK DUNIA GALI ASPEK HUKUM PINJAMAN DANA BERGULIR DI WONOSALAM



DEMAK- Demi memperoleh materi kajian Aspek Hukum bagi Pinjaman Dana Bergulir PNPM, Bank Dunia kunjungi Unit Pengelola Kegiatan (UPK) PNPM-MPd Kecamatan Wonosalam.
Rombongan yang terdiri dari Agus Supriyadi dan indriana dari Bank Dunia serta Aga dan Deska dari Firma Hukum Indonesia, Ginting dan Reksodiputro berupaya menggali informasi tentang ke-UPK-an dan BKAD yang menjadi pilot PNPM dalam memberikan Pinjaman Dana Bergulir bagi masyarakat langsung.
Dalam kesempatan itu Bank Dunia bertemu dengan semua Pelaku PNPM tingkat kecamatan dan beberapa perwakilan kelompok serta Camat Wonosalam Kris Bintoro, didampingi PJOKab Sugeng Pujiono dan Faskab.
Pertemuan yang berlangsung lebih dari 4 jam tersebut berhasil menemukan materi dasar dari Pinjaman Dana Bergulir diantaranya proses pengajuan , verifikasi dan pencairan yang melibatkan semua unsur pelaku PNPM di tingkat desa sampai tingkat kecamatan sehingga dapat diminimalisir tingkat penyalahgunaannya.
“Adanya penyalahgunaan yang terjadi di beberapa wilayah akan dapat diminimalisir apabila proses yang dilakukan benar-benar  sesuai dengan prosedur”, kata Agus.
Dalam kesempatan itu juga disampaikan bahwa semangat dalam memberantas kemiskinan yang benar-benar berpihak pada masyarakat miskin dalam penanganannya perlu lebih diprioritaskan.
Sementara dari Firma Hukum indonesia menyampaikan bahwa kunjungan tersebut akan menambah bekal dalam pengambilan kebijakan kedepan.
“Kami sangat terbantu dengan masukan dan informasi dari UPK Wonosalam yang secara langsung bersinggungan dengan masyarakat”, ungkap perwakilan Firma Hukum Indonesia , Aga. “Kami berharap konsultasi ini dapat secara aktif membangun pemikiran-pemikiran segar  pemangku kebijakan terkait dengan kebijakan kemuka yang akan diambil”, tambahnya.
Kunjungan itu merupakan rangkaian acara Lokakarya Konsultasi Terkait Aspek Hukum Bagi Pinjaman Dana Bergulir dan Kunjungan Lapangan UPK Perdesaan dan UPK Perkotaan di 4 Provinsi pilot (Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Sumatera Barat dan NTT) yang diselenggarakan mulai tanggal 15 Januari 2013 sampai tanggal 1 Februari 2013.

(Saikhan, Pemberdayaan UPK PNPM Kec. Wonosalam)

Selasa, 15 Januari 2013

PNPM WONOSALAM ADAKAN PENGUATAN KELEMBAGAAN DI MAGELANG





Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MPd) Kecamatan Wonosalam mengadakan Penguatan Kelembagaan di Magelang (26/1/2013).
Ketua  BKAD Kec. Wonosalam, H.Wahyu Priyanto, mengatakan bahwa kegiatan Pelatihan yang dilaksanakan  untuk mewujudkan kelembagaan yang solid sehingga program pengentasan kemiskinan semakin dirasakan masyarakat.
“Ini (pelatihan-red) merupakan penguatan kebersamaan pelaku PNPM dalam usaha memberantas kemiskinan di Wonosalam”, Katanya di sela acara tersebut.
Kegiatan yang ditempatkan di hotel Puri Asri Magelang diikuti oleh 150 peserta terdiri kelembagaan PNPM tingkat kecamatan (BKAD,Badan Pengawas, Tim Verifikasi, UPK), Kepala Desa, TPK, KPMD, Ketua TP PKK tingkat Desa didampingi Camat Wonosalam, Satker PNPM Kab Demak, dan Kepala Bapermas & KB Kab Demak.
Dalam rangkaian pelaksanaannya, kegiatan tersebut diakhiri dengan Rafting yang diharapkan mampu memupuk kerjasama antar pelaku dalam mengarungi gelombang kemiskinan yang ada di masyarakat.
Menurut Camat Wonosalam, Kris Bintoro, Kegiatan pelatihan yang disertai out bond akan menambah eratnya kebersamaan dalam mengatasi persoalan yang dihadapi.
“Kita telah merasakan bagaimana kekompakan harus dibangun bersama dalam mengatasi jeram yang  dilalui”, ungkap Camat yang akrab di sapa Pak Kris usai mengikuti rafting di sungai Progo.
Senada dengan Pak Kris, PJOKab Sugeng Pujiono, mengatakan “ Kegiatan sepereti ini (rafting-red) sangat baik untuk membentuk kebersamaan”.
Sedangkan kesan mendalam dirasakan oleh Kepala Bapermas dan KB Kab. Demak, H. Bambang Soesetiarso, yang mampu menyelesaikan jeram  sungai progo di urutan pertama bersama dengan Camat Wonosalam dan PJOKab PNPM Kab. Demak.
“saya sangat terkesan dengan semua ini”, kata orang pertama di Bapermas dan KB Kab. Demak yang senang di panggil pak Soesi.
Terasa ada secercah senyum akan harapan untuk mengurangi tingkat kemiskinan ketika para peserta mulai beranjak pulang kerumah masing-masing .